Merebaknya wabah virus Corona membuat pemerintah mengambil beberapa langkah pencegahan. Salah satunya mengimbau masyarakat agar melakukan self quarantine dan bekerja di rumah atau lebih populer disebut Work From Home. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerumunan dan terhindari dari penularan Covid-19.
Dalam waktu self quarantine ini banyak keluarga yang berada dan beraktivitas di dalam rumah. Termasuk keluarga yang memiliki anak autis atau autisme. Waktu berkumpul bersama keluarga serta waktu untuk melakukan pendekatan antar anggota keluarga semakin banyak. Yuk kita manfaatkan momen ini untuk melakukan perencanaan selama 100 hari yang mendukung anak autisme untuk berkembang dengan lebih baik.
Sebelum kita jauh membahas mengenai perencanaan kegiatan yang dilakukan, kita harus memahami dulu apa itu autisme dan bagaimana penanganannya?
Autisme itu sendiri adalah kelainan perkembangan yang membuat seseorang kesulitan dalam melakukan interaksi sosial, komunikasi serta menyukai perilaku yang repetitive atau berulang. Nah autisme ini merupakan suatu diagnosis yang serius. Hal itu berarti kita tidak boleh langsung memberikan lebel autisme pada seseorang kecuali jika sudah dilakukan pemeriksaan atau pengukuran oleh tenaga ahli yang terkait.
Siapa saja yang berhak memberikan diagnosis autisme pada seseorang?
Orang yang berhak memberikan diagnosis tersebut adalah Psikolog Klinis Anak, Dokter Spesialis Anak, serta Dokter Spesialis Kejiwaan atau lebih dikenal sebagai psikiater.
Setelah mendapatkan diagnosis yang jelas terkait autisme, biasanya tenaga ahli misalnya psikolog anak akan merujuk untuk penanganan atau terapi yang dilakukan untuk anak agar memaksimalkan potensi dan mengurangi limitasi atau keterbatasan pada anak autisme. Kita sebagai orangtua dari anak harus membantu tumbuh kembang serta pengananan yang dilakukan dengan melakukan home program atau PR.
Sejalan dengan kondisi saat ini yang mengharuskan kita untuk tetap di rumah, kita bisa memaksimalkan hal ini untuk mengoptimalkan home program kita di rumah. Memaksimalkan hal ini bisa dilakukan dengan “A Week by Week Plan for the Next 30 Days” atau dikenal perencanaan minggu per minggu dalam rentang waktu 100 hari untuk memaksimalkan anak.
Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan “A Week by Week Plan for the Next 30 Days” adalah :
1. Mulai mengorganisir
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengorganisir diri sendiri. Setelah mendapat banyak informasi dari berbagai sumber misalnya jurnal, buku, catatan terapi, hasil diskusi dengan psikolog, dikumpulkan dan diorganisir dengan baik. Ini akan membuat anda lebih mudah membuat sistem atau pola yang mudah untuk dilakukan ke depannya.
2. Binder
Banyak orangtua yang beranggapan bahwa binder merupakan alat yang cukup baik untuk mengorganisasikan informasi yang dibutuhkan. Hal-hal yang perlu ada di binder itu adalah :
- Kontak : kontak psikolog, babysitter, terapis, guru dan lainnya
- Jadwal : jadwal terapi, jadwal mulai program dan jadwal lainnya. Biasanya jadwal ini membantu anak untuk terorganisir. Jadwal bisa dibentuk jika ada perubahan yang terjadi.
- Diagnosis : terkait dengan hasil asesmen, hasil tes pendukung misalnya tes pendengaran
- Terapi : penjelasan dari terapis yang menangani anak, seperti okupasi terapis, terapis wicara, dan lainnya.
- Individual Family Service Plan (IFSP). Tujuan atau goal yang dicapai dalam skala keluarga yang sudah dibuat
- Individual education plan (IEP). Tujuan atau goal yang akan dicapai dalam pendidikan anak. Biasanya shadow teacher sudah menyusun ini.
Setelah semua hal tersebut lengkap, kita bisa lihat kebutuhan serta mulai mampu untuk menyusun rencana dalam meningkatkan kemampuan anak. Setelah itu baru kita susun rencana per minggu kita, atau weekly planner
Minggu pertama
a. Evaluasi secara keseluruhan
Mendapatkan diagnosis atau evaluasi terbaru kondisi anak melalui tenaga ahli. Salah satunya psikolog atau terapis.
b. Mulai mencari pelayanan yang dibutuhkan
Mulai cari tempat yang menyediakan jasa pelayanan yang sesuai dengan evaluasi terkini soal kondisi anak. Dalam situasi saat ini, jenis pemberian pelayanan melalui online service sangat dibutuhkan.
c. Mulai menghubungi layanan yang dibutuhkan
Menghubungi layanan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan agar rencana segera tercapai. Perihal waktu, intensitas layanan, harga dan jenis pelayanan yang dibutuhkan.
d. Mulai membuat dokumentasi
Mendokumentasikan kondisi awal anak agar kita dan para tenaga ahli yang akan menjalankan program mengetahui titik awal atau kondisi sebelum adanya intervensi. Hal ini juga dilakukan untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi pada diri anak.
Minggu kedua
a. Mencari support
Mencari support group, kelompok orangtua yang memiliki kondisi yang sama atau mentor orangtua. Seringkali tempat pelayanan atau klinik membuat orangtua bisa saling mengenal dan berteman hingga saling support satu sama lainnya. Hal ini penting untuk meningkatkan informasi, sharing rasa dan sharing pengalaman.
b. Membentuk tim
Psikolog/dokter, terapis, guru dan kita mulai mendiskusikan mengenai tujuan program perkembangan anak, durasi program dan intensitas program. Diskusi dilakukan secepat mungkin agar kita bisa mengetahui gambaran secara jelas agar kita bisa masuk ke tahap berikutnya
c. Bermain bersama anak
Bermain dengan anak. bermain merupakan hal yang penting pada perkembangan anak dan merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran sosial bagi anak dengan autisme. Permainan yang dilakukan bukan sembarang permainan, melainkan purposeful play atau permainan yang bertujuan. Permainan ini didesain untuk mengoptimalkan perkembangan anak. Jenis permainan yang digunakan akan lebih optimal jika sesuai dengan rujukan terapis atau psikolog.
d. Waktu untuk anak lainnya
Saudara dari anak autisme juga merasakan efek dari diagnosis yang diberikan. Mulailah untuk meluangkan waktu agar bisa mengobrol, diskusi tentang bagaimana perasaan mereka. Agar anak bisa lebih merasakan indahnya menerima keadaan ini serta mulai bisa membantu dalam aktivitas di rumah.
e. Bermain bersama anak
Bermain dengan anak masih menjadi aktivitas yang lebih banyak dilakukan agar perkembangan anak semakin baik.
f. Membuat rencana yang aman
Orangtua mungkin akan mengubah atau mengadaptasi rumah sesuai dengan perilaku anak untuk menunjang fasilitas yang memaksimalkan rasa aman dan nyaman bagi anak. Rencana ini bisa didiskusikan dengan tim agar bisa lebih optimal.
g. Buat rencana untuk diri sendiri
Melakukan hal-hal di atas akan sangat menguras pikiran dan energi. Mulailah untuk mencari dan menentukan aktivitas yang menghibur diri sendiri agar tidak stress. Misalnya dengan menonton film atau lainnya.
Minggu ketiga
a. Cek progress
Cek progress setelah satu minggu kemarin, apakah ada perubahan ? usahakan untuk mendokumentasikan setiap kegiatan agar cek progress lebih mudah dilakukan.
b. Diskusi dengan tim
Diskusi dengan tim tentang progress yang sudah ada, aktivitas yang dilakukan serta bagaimana respon anak dalam aktivitas bermain tersebut. Dokumentasi juga dibutuhkan dalam hal ini agar para terapis/psikolog mengetahui keadaan terkini anak.
c. Bermain dengan anak
Bermain bersama anak masih dilakukan dengan permainan yang sama yaitu permainan yang bertujuan.
d. Perbanyak waktu untuk bermain dengan saudara atau orang rumah
Waktu bermain dengan saudara atau rumah rumah penting untuk memperluas kemampuan sosialisasi anak. Selain itu waktu bermain dengan saudara juga membentuk tim yang akan mendukung perkembangan anak.
e. Mencari informasi tambahan di internet
Mulai mencari informasi tambahan terkait informasi yang sudah diberikan dari tim ahli. Kemudian coba untuk pahami dan diskusikan kembali dengan ahli agar lebih optimal untuk anak
f. Mulai diskusi dengan support group
Diskusi dengan support group akan memberikan gambaran yang lebih mudah diterima dan juga gambaran yang lebih jelas. Terutama jika anggota support group mempunyai pengalaman yang lebih banyak.
Minggu keempat
a. Cek progress
Mengecek perubahan serta perkembangan yang terjadi. Terutama setelah aktivitas seminggu yang lalu.
b. Evaluasi rencana dan progress
Membuat simpulan perkembangan yang terjadi dalam satu bulan ini. Bagaimana perubahan anak, perubahan saudara/sibling terhadap anak, bagaimana lingkungan rumah apakah sudah memfasilitasi dengan baik pada perkembangan anak.
c. Diskusi dengan tim
Diskusikan dengan tim mengenai evaluasi yang sudah disusun. Biasanya tim akan membuat evaluasi tersendiri mengenai anak agar bisa lebih memaksimalkan kemampuan anak dengan melihat profil kemampuan anak.
d. Meluangkan waktu untuk diri sendiri
Setelah berkutat dengan segala rencana, pasti orangtua merasakan lelah. Ambil waktu untuk memanjakan diri sendiri dengan hal-hal yang anda sukai dan mengesampingkan masalah mengenai anak.
e. Membuat rencana yang baru
Membentuk rencana baru dengan memulai kembali seperti tahapan pada minggu pertama.
(Okupasi Terapis, Lailatul Mubarokah, A.Md.OT)
Daftar Pustaka
Ministry of Children and Family Development. 2017. A Parent’s Handbook: Your Guide to Autism Programs. Columbia : Ministry of Children and Family Development
Autism Speak. 2019. 100 Day Kit For Newly Diagnosed Families of Young Children.