Pentingnya Membangun Psychological Safety at Work Dalam Tim Kerja

Konsep psychological safety at work, atau keamanan psikologis di tempat kerja pada dasarnya sudah berkembang di ranah organisasi sejak sekitar dua puluh tahun yang lalu. Dalam berbagai penelitian dikatakan bahwa tim yang berhasil menerapkan konsep psychological safety at work mampu membangun atmosfer kerja sama tim yang efektif di dalam dunia kerja.

Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan konsep psychological safety at work?

Amy Edmondson mendefinisikan psychological safety at work di dalam tim sebagai sebuah nilai maupun prinsip yang diterapkan bersama di dalam tim kerja. Jadi setiap anggota tim memiliki ruang yang aman untuk mengambil risiko, menyatakan gagasan yang dimiliki, memberikan pertanyaan, dan mengakui kesalahan. Setiap tim yang mampu membangun psychological safety at work, mampu menciptakan dinamika kerja sama tim yang berkualitas, dan berdampak pada performa maupun kesehatan mental setiap anggota timnya.

Psychological safety at work memiliki banyak peran positif bagi tim kerja. Pertama, setiap anggota tim akan terdorong untuk terlibat dan termotivasi untuk berkontribusi, karena setiap pandangan mereka diterima oleh orang di sekitarnya. Kedua, memungkinkan tim memecahkan masalah secara kreatif dengan mempertimbangkan banyak sudut pandang, karena setiap orang diperbolehkan memberikan pandangan. Ketiga, psychological safety at work juga memungkinkan iklim pembelajaran dari kesalahan, mengingat setiap orang merasa aman untuk mengakui kesalahan yang mereka buat.

Selain ketiga peran positif di atas, psychological safety at work juga memungkinkan tim untuk mengurangi dampak stress kerja dan kecemasan dalam melaksanakan tugas sehingga meningkatkan kualitas kesehatan mental mereka.

Dengan banyaknya hal positif yang diberikan oleh psychological safety at work, maka apa yang perlu dilakukan untuk membangun hal ini di dalam tim kerja? Berikut beberapa di antaranya:

  1. Pastikan suara setiap orang berharga, sehingga semua anggota tim terdorong untuk memberikan kontribusi gagasan dalam menyelesaikan masalah.
  2. Jika Anda adalah seorang pemimpin, bangun kebiasaan untuk mengakui kesalahan yang dibuat, dan kesediaan menerima masukan dari pihak lain. Hal ini dapat mendorong tim untuk mengikuti perilaku Anda.
  3. Dorong tim untuk memberikan masukan secara aktif. Biasakan untuk saling meminta pandangan satu sama lain dalam membicarakan sebuah permasalahan.
  4. Memberikan respon secara positif. Ketika dihadapkan pada pandangan maupun ide yang kurang logis jangan menyalahkan kolega ataupun bawahan, justru tanyakan apa yang membuat ia berpikir demikian. Terapkan respon yang apresiatif sebelum berfokus pada gagasan lain yang lebih aktual.

Ditulis oleh: Anggita H. Panjaitan, M.Psi.,Psikolog

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *