Mendidik Tanggung Jawab Siapa?

It takes a village to raise a child

#Keluarga Mentari Pernah mendengar kalimat diatas? Kira-Kira maknanya apa ya?

Pepatah dari Afrika tersebut mengingatkan kita bahwa tanggung jawab pendidikan dan pengasuhan anak sebenarnya dipikul oleh banyak orang. Bukan hanya orangtuanya saja, tapi juga kakek nenek, tante dan om, keluarga besar, tetangga, teman, kerabat, guru di sekolah dan lain-lain.

Menurut Bronfenbrenner dengan teori Ecology system nya, perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya, dari mulai lingkungan terdekat, sampai dengan lingkungan yang terjauh.

Mendidik dan mengasuh anak, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah dan menuntut komitmen seumur hidup. Bayangkan kalau kita sebagai orangtua tidak hanya sendirian tapi mendapatkan bantuan dari banyak pihak, pasti beban dipunggung terasa lebih ringan ya.. Sama halnya saat kita bisa ikut membantu orangtua-orangtua lain dalam menjalankan peran sebagai orangtua.

Kehadiran anak kita pasti sedikit banyak memberikan pengaruh pada anak-anak lain yang berinteraksi dengannya. Nilai positif yang kita berikan ke anak-anak kita, juga seharusnya akan memberikan efek positif bagi anak-anak lain. Our child is going to do good, if your child is doing good also

Apa saja sih yang bisa kita lakukan untuk dapat berbagi tanggung jawab pendidikan dan pengasuhan tersebut bersama dengan keluarga atau orangtua yang lain?

Saat kita ikut menjaga anak teman kita, mengajaknya bermain, mengobrol, memberikan usulan dan dukungan untuk orangtua-orangtua lain, diskusi mengenai masalah sehari-hari dengan tujuan saling meringankan beban masing-masing, itu semua sudah termasuk usaha mendidik dan mengasuh anak-anak bersama-sama.

Saat ini sudah cukup banyak komunitas-komunitas dari yang beranggotakan para ahli, para ibu, ayah, perempuan, orangtua atau yang berbasis keluarga yang dengan rutin memberikan informasi, tips, trik yang berkaitan dengan kesehatan keluarga, pengasuhan atau pendidikan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dikatakan sebagai salah satu cara memberikan manfaat bagi lebih banyak keluarga di sekitar kita.

Dengan lingkup yang lebih kecil, kita dapat secara rutin berkumpul (mengadakan playdate) bersama

keluarga-keluarga lain yang memiliki anak yang seumuran. Ternyata playdate banyak manfaatnya.

Sebagai orangtua kita bisa melihat sudut pandang orangtua lain saat mengasuh anaknya. Kita dapat berdiskusi, sharing knowledge, dan yang paling penting kita akan mendapatkan dukungan bahwa bukan hanya kita yang melalui tantangan-tantangan pengasuhan sehari-hari tapi juga keluarga-keluarga lain.

Anak-anak juga mendapatkan banyak pengalaman baru bertemu dengan orang-orang lain di luar keluarga intinya.

Rumah yang selalu terbuka bagi anak-anak di sekeliling untuk bermain juga menjadi sarana memikul tanggung jawab bersama. Ikut membantu menanamkan nilai-nilai positif, moralitas, mengajarkan berbagi, mengisi waktu luang dan keterampilan-keterampilan sehari-hari lainnya.

Bayangkan jika saat anak kita besar nanti, ia akan mengingat bahwa ia pernah belajar mengenai berkebun dari neneknya, menulis puisi dari pamannya, memasak dari ibunya, menyanyi dari orangtua temannya dst.

Sudah bukan masanya lagi kita mengedepankan perbedaan cara pengasuhan dan saling berburuk sangka, membandingkan bahkan menjelekkan orangtua lain. Sekarang saatnya terus belajar, saling dukung, ikut menjadi agen perubahan dan pengasuhan dimanapun dan apapun profesi kita. Karena anak-anak kita nanti akan menjadi dewasa bersama-sama dan akan menjadi generasi penerus bangsa.

Yuk, sama-sama memikul tanggung jawab pendidikan dan pengasuhan ini bersama-sama.

(oleh Psikolog Anak, Alia Mufida, M.Psi.,Psikolog)

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *