#keluargamentari pasti sudah tau kalau peran ayah dalam pengasuhan anak sangatlah penting. Pola pengasuhan ayah dan ibu cenderung berbeda, sehingga akan melengkapi satu sama lain dan membuat anak berkembang dengan optimal. Salah satu contoh perbedaannya terlihat dalam situasi bermain. Ketika ibu mengajak anaknya bermain, aktivitas yang dilakukan seringkali lebih melibatkan motorik halus, tidak banyak membutuhkan pergerakan, dan berfokus untuk mengajarkan suatu kemampuan (contoh: bernyanyi, membaca buku cerita). Sementara itu, cara bermain ayah biasanya lebih aktif dan lebih melibatkan motorik kasar dibandingkan dengan ibu.
Anak dengan ayah yang aktif terlibat dalam kehidupannya (contoh: sering bermain, merawat, mengobrol, dan hadir di acara-acara penting bagi anak) memiliki kemungkinan lebih besar* untuk:
- Tumbuh menjadi anak yang percaya diri
- Memiliki kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi yang baik
- Memiliki kecerdasan yang lebih tinggi, dilihat dari skor IQ.
*dibandingkan dengan anak-anak yang ayahnya kurang terlibat.
Dalam jangka panjang, hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki hubungan dekat dengan ayahnya cenderung mendapatkan pekerjaan yang mapan dan memiliki hubungan romantis yang baik. Mereka juga akan cenderung terhindar dari berbagai masalah psikologis dan perilaku berisiko tinggi ketika beranjak dewasa (contoh: melakukan hubungan seksual di usia dini, mengonsumsi narkoba).
Apa saja peran ayah bagi anak?
Seorang ayah dapat memiliki banyak peran bagi anaknya. Berikut merupakan beberapa di antaranya:
- Pelindung, Ayah dapat memberikan rasa aman, baik secara fisik maupun emosional.
- Guru, Ayah dapat mengajarkan berbagai hal, mulai dari keterampilan tertentu hingga nilai-nilai keluarga.
- Role model, Anak laki-laki belajar bagaimana seharusnya seorang pria bertingkah-laku dari ayahnya, sementara anak perempuan belajar karakteristik positif apa saja yang seharusnya ia cari dari teman laki-laki atau pasangan.
- Teman, Ayah dapat menjadi teman yang mendengarkan masalah anaknya, mengajak bermain, dan menemani anak melewati masa sulit.
Bagaimana jika peran ayah digantikan oleh orang lain? Menurut pendapat Mutia Aprilia Permata K., M. Psi. (psikolog Anak), tentunya seorang ayah akan sulit tergantikan. Namun, jika kondisi keluarga menyebabkan anak tidak dapat berinteraksi dengan ayah, maka ibu harus menentukan pria dewasa lain yang dapat menyisihkan waktunya secara rutin untuk dapat beraktivitas dengan anak (contoh: paman, kakek). Untuk dapat berkembang secara optimal, anak harus tetap mendapatkan sosok ayah, meskipun bukan ayah kandung.