“Libur telah tiba, libur telah tiba. Hore.. Hore..”
“Simpanlah tas dan bukumu. Lupakan keluh kesahmu”
“Libur telah tiba, libur telah tiba. Hatiku gembira!”
Masih ingatkah anda dengan sepenggal lagu bertema liburan yang dipopulerkan oleh artis cilik era 90-an ini? Liburan memang merupakan momen yang ditunggu-tunggu setiap orang. Bagaimana tidak? Dapat berhenti sejenak dari segala macam rutinitas dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Kedengarannya sangat menyenangkan bukan?
Tidak hanya itu, liburan juga memberikan banyak manfaat. Bagi anak, liburan dapat mengembangkan kreativitas, menambah pengalaman baru hingga mempererat hubungan anak dengan anggota keluarga lainnya. Sedangkan untuk orang tua, liburan dapat memberi kebahagiaan, kehangatan dalam relasi sosial, meningkatkan produktivitas, dan menjalin ikatan emosional dengan anak.
Namun seringkali orang tua cemas dan khawatir ketika liburan telah usai. Pasalnya, liburan panjang mengubah aktivitas si kecil, sehingga mereka cenderung tidak bersemangat untuk kembali bersekolah. Alih-alih berfungsi sebagai jeda untuk si kecil lebih giat belajar, liburan malah membuat energi si kecil menurun. Dalam wawancara di sela-sela kesibukannya, Ibu Widia Paramitha, M.Psi., Psikolog, mengemukakan hendaknya orangtua dapat bijaksana menyikapinya. Liburan tidak selalu diisi dengan bepergian ke tempat baru atau beraktivitas baru setiap hari. Langkah bijaksana yang dapat dilakukan adalah menyiapkan, melakukan, dan menutup masa liburan.
Persiapan Liburan – Ketahui waktu libur anak sehingga anda dapat menyusun rencana kegiatan saat liburan nanti. Bila memungkinkan, siapkan kebutuhan anak untuk semester baru sebelum memulai liburan. Cari tahu juga materi apa saja yang akan anak pelajari, sehingga anda dapat menyiapkan kegiatan liburan yang dapat memberikan pengetahuan anak terkait materi tersebut.
Liburan – Saat melakukan kegiatan selama liburan jaga agar anak tetap menjalani rutinitas biologisnya seperti hari-hari biasanya, misalnya waktu bangun tidur, waktu makan. Mengapa? Agar anak tidak malas bersekolah karena telah terbiasa bangun siang, misalnya. Selain itu ajak anak melakukan kegiatan yang produktif. “Yang dimaksud dengan kegiatan produktif adalah kegiatan yang dapat menambah pengetahuan dan mengasah keterampilan anak namun tetap menyenangkan untuk dilakukan,” ujar Psikolog Pendidikan yang akrab di sapa Ibu Widia ini. Contohnya kegiatan collage (membuat suatu gambar menggunakan berbagai macam biji-bijian, pasta, kertas, dan lem), kegiatan sederhana ini, bermanfaat untuk mengembangkan kecerdasan tubuh yaitu mengontrol gerakan tubuh dan mengkoordinasikannya dengan obyek lain. Atau melalui kegiatan sehari-hari seperti mengajak anak untuk menyiapkan dan merapikan meja makan sesuai kemampuannya untuk melatih disiplin dan tanggung jawab. Berkunjung ke kebun binatang atau mengajaknya bercocok tanam, dapat menunjang pemahamannya mengenai lingkungan hidup binatang dan jenis-jenis tumbuhan. Jangan lupa membuat variasi kegiatan agar anak merasa bersemangat dan senang berkegiatan.
Penutup Liburan – Orangtua perlu menutup liburan beberapa hari sebelum anak kembali bersekolah.Dengan tujuan, agar anak memiliki waktu beradaptasi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya dan menyiapkan keperluan sebelum kembali ke rutinitasnya. Orangtua pun membutuhkan waktu ini agar dapat menyiapkan diri dan mendampingi anak. Dengan perencanaan liburan yang matang, diharapkan rutinitas biologis anak tetap terjaga. Sehingga ketika liburan telah usai anak tidak kesulitan dalam beradaptasi dengan rutinitas belajarnya. Ditambah lagi selama liburan anak juga melakukan kegiatan produktif dan bahkan bisa disesuaikan dengan materi di sekolahnya.
Selamat berlibur. (Rezki Novrianti. Image: Anonymous)