Bukan Egois, tapi Penting: Alasan Mengapa Ibu Perlu Self-Care

Bukan rahasia bahwa menjalani peran ibu yang juga bekerja secara profesional dapat menyebabkan kelelahan. Mengacu pada penelitian, dikatakan bahwa dalam rentang waktu 40 tahun terakhir, terjadi pergeseran peran yang cukup signifikan oleh perempuan. Perempuan yang pada awalnya dipandang hanya menangani tugas-tugas domestik rumah tangga, mulai mengambil peran sebagai penopang tiang finansial keluarga.

Namun di sisi lain, belum semua suami bersedia untuk mengambil peran menyokong kegiatan domestik di rumah tangga, yang secara konvensional dipandang sebagai tanggung jawab istri. Hal ini berpotensi memunculkan kelelahan dan stres di sisi para ibu.

#keluargamentari mengacu pada informasi tersebut, maka dapat dilihat bahwa para ibu yang menjalani peran ganda sebenarnya memiliki kerentanan untuk menghadapi kelelahan dan ketidakstabilan emosi yang berdampak pada kualitas relasi yang kurang sehat baik dengan pasangan maupun anak. Terutama jika suami kurang terlibat dalam mengupayakan keseimbangan peran di dalam rumah tangga. Oleh karena itu, ibu yang padat peran memang dianjurkan memiliki waktunya tersendiri untuk memulihkan diri dari berbagai peran dan tanggung jawab. Di sinilah self-care memegang peran yang penting untuk membantu ibu menjalani perannya.

Apa sih self-care itu? Self-care didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan seseorang untuk menjaga diri dan merawat diri. Individu yang secara rutin melakukan kegiatan self-care diharapkan mampu untuk menjalani beragam perannya dengan lebih berenergi, bersemangat, dan sehat. Untuk dapat melakukan self-care, ibu harus mengenal dengan pasti apa hal yang ibu butuhkan. Misalnya, ketika ibu merasa kelelahan secara fisik mungkin self-care yang tepat adalah menambah jam tidur ibu. Jika ibu merasa kesepian dalam menjalani peran dalam keseharian, mungkin self-care yang ibu butuhkan adalah mengobrol dengan pasangan, sahabat atau keluarga terdekat. Ketika ibu mulai merasa nyeri pada bagian tubuh tertentu, maka mungkin mengonsumsi vitamin secara rutin, melakukan stretching dan olahrga, atau bahkan melakukan fisioterapi dapat menjadi upaya self-care yang tepat.

Dengan kata lain, ibu bisa menerapkan tindakan self-care yang tepat, jika ibu mengenal apa yang sesungguhnya sedang dibutuhkan.

Dengan demikian, strategi self-care juga dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu, sesuai dengan kebutuhan yang ibu miliki untuk menjalani peran secara maksimal.

Di sisi lain, ada beberapa hal lain yang menyulitkan seorang ibu untuk melakukan kegiatan self-care, di antaranya adalah para ibu tidak memiliki waktu untuk dirinya sendiri, atau tidak memiliki orang-orang yang dapat memberikannya bantuan guna menyisihkan waktu untuk melakukan self-care. Para ibu juga kerap merasa kegiatan self-care membuang-buang waktu dan biaya. Hal ini membuat para ibu enggan mencoba menyisihkan waktu bagi dirinya sendiri, dan tetap menjalani perannya sambil menahan keletihan.

Pada dasarnya, self-care belum tentu membutuhkan banyak biaya.

Bahkan sebenarnya bisa juga dilakukan secara terjadwal dengan mempertimbangkan kesediaan waktu yang dimiliki. Misalnya, Ketika ibu telah menidurkan anak, ada baiknya ibu mengambil waktu sekitar 30 menit untuk sekadar duduk berdiam diri, mengatur nafas, melakukan relaksasi tubuh, atau meminum teh hangat. Sangat mungkin juga bagi ibu untuk sekadar mendengarkan lagu favorit sambil bernyanyi atau melakukan kegiatan olahraga ringan sebelum mulai berkegiatan di awal hari. 

Self-care juga sangat mungkin untuk dilakukan bersama dengan pasangan jika ibu merasakan kebutuhan untuk terhubung dengan pasangan dengan mengobrol satu jam sebelum tidur di malam hari, menonton acara tv favorit berdua dengan pasangan, atau bahkan duduk-duduk santai sambil melepaskan penat setelah seharian beraktivitas. Bahkan tidur lebih lama juga termasuk ke dalam perilaku self-care setelah seharian Anda merasa kelelahan.

Masalahnya, kita seringkali sudah merasa enggan terlebih dahulu ketika harus menambahkan satu buah kegiatan di luar rutinitas yang biasa kita kerjakan. Namun, percayalah.. melakukan self-care itu ibarat mengisi kembali tangki bahan bakar kita sebagai manusia yang menghidupi berbagai peran. Ketika self-care diabaikan, kita pun akan kesulitan menjalani peran-peran kehidupan kita secara maksimal.

Lalu bagaimana sebaiknya seorang ibu bisa mulai membiasakan kegiatan self-care di dalam rutinitas harian?

Berikut ini adalah beberapa strategi sederhana dari Mayo Clinic yang dapat dicoba:

Buatlah prioritas dalam keseharian.

Ketika menjalani peran ibu, banyak sekali hal-hal yang terjadi di luar rencana. Namun demikian, dibandingkan memusingkan to-do-list yang tidak tercapai sesuai dengan ekspektasi diri, sebaiknya kita fokus pada hal-hal yang menjadi prioritas dalam kegiatan di hari tersebut. Mulailah memprioritaskan tugas-tugas yang terasa tidak menyenangkan, rumit, mendesak, atau kegiatan yang menghabiskan banyak waktu. Dengan demikian, hal-hal yang sifatnya rutin dapat dilakukan dengan lebih tenang.

Kesediaan untuk mendelegasikan tugas, dan meminta bantuan dari orang lain.

Sebagai seorang ibu, sering kali kita merasa tidak nyaman jika merasa tidak dapat menyelesaikan seluruh tuntutan peran secara sempurna seorang diri. Tenang ya, bu.. tidak ada ibu yang sempurna di dunia ini. Setelah menentukan prioritas, sebaiknya ibu berlatih untuk meminta pertolongan orang lain, dan membiasakan diri untuk menerima pertolongan dari orang lain. Dengan demikian, ibu bisa lebih memfokuskan diri untuk menangani tugas-tugas penting, dan memiliki lebih banyak energi untuk membangun keterhubungan dengan anak maupun pasangan.

Membiasakan pola hidup sehat.

Pola hidup sehat sangat mungkin dilakukan melalui tindakan-tindakan sederhana, misalnya menyeimbangkan asupan protein, serat, karbohidrat, dan vitamin. Bisa juga diupayakan jam tidur yang lebih panjang, atau berolahraga sekitar 15-30 menit setiap harinya. Membisakan pola hidup yang sehat dapat membantu kita menjaga agar tubuh tetap bugar dan tidak mudah kelelahan.

Jadwalkan paling tidak satu kegiatan “me time” sesuai kebutuhan.

Sesuai yang telah dijelaskan di atas, self-care dapat dilakukan dengan tidur lebih awal, melakukan kegiatan fisik harian seperti berjalan kaki, mengobrol dengan pasangan, atau menyisihkan sedikit waktu untuk bermeditasi, mengolah nafas, dan melakukan relaksasi.

Satu hal yang perlu ibu ingat dalam upaya melakukan self-care, adalah bahwa self-care harus dilakukan secara realistis sesuai dengan kondisi yang dihadapi di dalam kehidupan, memiliki tujuan yang jelas, dan menjawab kebutuhan yang ibu miliki. Self-care tidak selalu membuat ibu perlu keluar rumah, tetapi yang pasti akan membuat ibu merasa lebih berenergi dan memiliki emosi yang lebih stabil dalam menjalani kehidupan sehari-hari

Selamat mencoba self-care ya Bu.. 😊

Ditulis oleh: Anggita H. Panjaitan, M.Psi., Psikolog

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *