Tahun-tahun pertama hidupnya merupakan masa penting bagi tumbuh kembang anak. Banyak aspek yang harus diperhatikan oleh orang tua untuk menunjang pertumbuhan anak. Salah satunya adalah keterikatan atau biasa dikenal dengan istilah bonding. Beberapa teori menyebutkan bonding erat kaitannya dengan hari-hari atau minggu-minggu pertama kelahiran bayi. Namun faktanya bonding juga dibutuhkan oleh anak yang sudah lebih besar usianya. Proses pembentukan kedekatan ini, oleh ahli psikologi lebih sering disebut dengan attachment.
Attachment (kelekatan, kedekatan) pertama kali diperkenalkan oleh ahli Psikologi asal Inggris John Bowbly pada tahun 1958. John Bowlby mengatakan bahwa tiga tahun pertama hidup seorang anak adalah waktu yang paling baik untuk mengembangkan kelekatan antara orang tua dan anak.
Kemudian pada tahun 1969 Mary Ainsworth menyempurnakan teori tersebut dengan mengklasifikasikan bentuk-bentuk attachment antara orang tua dan anak. Ainsworth mengemukakan sebagian besar anak sebetulnya mengalami perasaan aman (secure) terhadap orangtuanya (secure attachment). Sementara ada sebagian kecil yang mengembangkan perasaan tidak aman (insecure).
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shaffer (2005) mendukung teori tersebut. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak dengan secure attachment memiliki perkembangan mental yang lebih sehat dibandingkan dengan anak yang insecure. Anak–anak dengan secure attachment memiliki karakteristik lebih kreatif, mampu memecahkan masalah lebih baik, lebih mudah bergaul karena lebih sensitif terhadap teman-temanya, memiliki semangat belajar yang tinggi sehingga berprestasi, lebih banyak inisiatif, mampu menjadi pemimpin dan masih banyak kelebihan positif lainnya.
Selain itu ketika secure attachment antara orang tua dan anak terjalin, anak akan merasa aman, nyaman dan dekat dengan dengan orang tua. Sehingga, orang tua akan dengan mudah mengetahui jika ada hal-hal yang membuat anak merasa terganggu atau tidak nyaman. Secure attachment juga merupakan dasar untuk mengembangkan hubungan yang sehat dan nyaman dengan orang-orang lain disekitar anak.
Sebaliknya, saat attachment yang terjalin adalah insecure attachment, biasanya akan berdampak kurang baik pada perkembangan anak, terutama perkembangan sosial-emosional. Anak dapat menunjukkan kemarahan, agresivitas, sulit diatur serta sejumlah gangguan psikologis lainnya. Pada anak yang lebih besar, tidak adanya kelekatan antara orang tua dan anak dapat membuat orang tua menjadi sulit untuk mengetahui apa yang terjadi dengan anak, apa yang dipikirkan atau apa yang dirasakan anak. Bahkan anak dapat menunjukkan kebutuhan untuk diperhatikan orang tua, namun dengan cara yang kurang sesuai.
Menurut Firesta Farizal, M.Psi.,Psikolog (Psikolog Anak) untuk menciptakan secure attachment dapat dilakukan dengan kegiatan-kegiatan sederhana sesuai dengan usia anak. Misalnya saja saat bayi baru lahir, secure attachment dapat terjalin dengan memeluk, mengendong bayi saat menangis, menganti popok saat basah, memberi susu saat ia haus dan kegiatan-kegiatan lainnya yang menunjukkan bahwa orang tua peka dan responsif terhadap kebutuhan bayi.
Untuk anak usia diatas satu tahun, kelekatan dapat tetap terjaga dengan bermain bersama. Karena pada usia ini merupakan masa bermain untuk anak. Orang tua dapat memilih aktivitas bermain yang sesuai dengan usianya. Pastikan Anda benar-benar terlibat dalam permainan tersebut, bukan hanya menjadi penonton dalam aktivitas bermain anak. Saat anak bermain penting untuk memberikan feedback yang positif terhadap hal-hal yang dilakukan anak.
Sedangkan untuk anak usia sekolah (diatas 7 tahun), orang tua dapat menjalin attachment dengan kegiatan mengobrol sebelum tidur, bercerita bersama dan menonton film favorit keluarga kemudian membahasnya. Selain itu, melibatkan anak dalam aktivitas yang dilakukan orang tua seperti membuat kue atau mencuci mobil bersama juga dapat mempererat hubungan antara orang tua dan anak.
Ketika anak nyaman menjalin kedekatan dengan orang tua, ia akan bertumbuh kembang dengan baik. Anak akan merasa yakin bahwa orang tua akan selalu ada dan mendukungnya. Untuk itu mari luangkan waktu dan jalin secure attachment dengan anak sejak dini serta kembangkan terus hingga ia dewasa nanti.
(Rezki Novrianti, Editor: Firesta)