Peran Keluarga untuk Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual

Halo #keluargamentari,

Keluarga merupakan sebuah organisasi intim yang menjadi akar keberadaan individu di dunia. Dengan semakin banyaknya berita mengenai kekerasan seksual pada anak, maka penting bagi kita untuk menciptakan relasi keluarga yang sehat dan aman guna melindungi anak kita dari potensi kekerasan seksual. Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa kita upayakan:

  1. Memberikan Pendidikan Seksual yang Tepat dan Usia Sesuai

Pendidikan seksual adalah hal yang esensial untuk melindungi anak dari kekerasan seksual. Penting bagi orang tua perlu untuk berperan mengajarkan anak-anak tentang tubuh mereka, batasan yang sehat, pentingnya hak atas privasi, serta relasi yang sehat. Anak perlu memahami bahwa tubuh mereka adalah milik pribadi mereka, sehingga mereka memiliki hak penuh untuk mengatakan “tidak” atau bertindak melaporkan perilaku yang dinilai tidak sesuai, misalnya Ketika ada orang yang berusaha untuk menyentuh bagian privasi mereka. Pemahaman atas hal ini perlu dilatih, agar anak-anak dapat penuh percaya diri dalam melindungi diri mereka di lingkungan.

Pendidikan seksual penting untuk diberikan secara bertahap sesuai dengan usia anak. Misalnya, pada usia yang lebih muda, orang tua bisa mengajarkan nama-nama organ tubuh dengan benar dan mengajarkan konsep privasi, seperti area tubuh yang hanya boleh disentuh oleh mereka sendiri. Ketika anak-anak mulai beranjak remaja, orang tua bisa lebih terbuka membicarakan tentang hubungan seksual yang sehat, consent (persetujuan), bahaya kekerasan seksual, serta bahaya perilaku berisiko terkait relasi seksual.

2. Membangun komunikasi yang terbuka, aman, dan nyaman

Salah satu cara yang efektif untuk melindungi anak dari kekerasan seksual adalah dengan membangun komunikasi yang terbuka dan penuh kepercayaan. Anak yang merasa nyaman berbicara dengan orang tuanya cenderung akan melaporkan jika mereka merasa tidak nyaman atau mengalami sesuatu yang buruk. Di sisi lain, orang tua juga perlu mendengarkan dengan tenang, mengapresiasi kejujuran, dan memberikan masukan-masukan dengan cara-cara yang bersahabat tanpa kehilangan kendali emosi, atau kecenderungan untuk menghukum. Orang tua yang dapat menjadi tempat nyaman anak, akan membuat anak terbuka mengenai masalah-masalah mereka. Jika anak merasa memiliki ruang untuk berbicara dengan bebas, mereka lebih mungkin melaporkan perilaku mencurigakan atau kekerasan seksual yang mereka alami.

3. Mengenali Tanda-Tanda Kekerasan Seksual

Keluarga, terutama orang tua, perlu memahami tanda-tanda bahaya yang mungkin dialami oleh anak. Beberapa tanda fisik dan psikologis yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Perubahan perilaku: Anak menjadi lebih pendiam, menarik diri, atau menunjukkan tanda-tanda kecemasan dan ketakutan yang berlebihan, atau ketidakstabilan emosi yang signifikan
  • Gangguan fisik: Luka atau tanda fisik yang tidak bisa dijelaskan, seperti perdarahan atau rasa sakit di area intim.
  • Perubahan dalam performa sekolah: Penurunan prestasi akademik atau masalah perilaku yang tidak biasa di sekolah, menurunnya motivasi ke sekolah, maupun rasa takut yang berlebihan untuk berkegiatan di luar rumah
  • Perubahan psikologis: Anak menunjukkan tanda-tanda depresi, kecemasan, atau ketakutan yang berlebihan terhadap orang tertentu.

Jika ada gejala-gejala ini, orang tua perlu segera melakukan penyelidikan dan mencari bantuan dari ahli profesional untuk memastikan bahwa anak mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan.

4. Menjadi role model yang baik

Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam hal menghormati batasan fisik dan emosional orang lain. Mengajarkan anak untuk menghormati tubuh orang lain dan menegaskan pentingnya konsen (persetujuan) dalam segala bentuk interaksi sosial sangat penting. Oleh karena itu penting bagi orang tua untuk menampilkan perilaku yang penuh penghormatan terhadap Batasan yang dibuat oleh anak-anak.

5. Bertindak Ketika terdapat indikasi kekerasan seksual pada anak

Jika anak menjadi korban kekerasan seksual, penting bagi keluarga untuk memberikan dukungan penuh tanpa menyalahkan anak. Beban psikologis yang diterima oleh anak korban kekerasan seksual sungguh besar, oleh karena itu penting bagi orang tua untuk bertindak sambil terus menjaga stabilitas emosi orang tua. Segera laporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang dan cari dukungan dari profesional seperti psikolog atau konselor anak untuk membantu pemulihan mental anak. Proses hukum harus dilakukan dengan penuh perhatian dan hati-hati untuk menghindari dampak psikologis yang lebih besar pada anak.

Ditulis oleh: Anggita H. Panjaitan, M.Psi., Psikolog

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *